Jalan Rusak Siapa yang bertanggung Jawab ???
Sering kali Reang (Saya) bingung harus mengadu sama siapa setelah melewati bangunan jalan yang membikin hatinya memaki-maki karena roda kendaraan yang dipakainya terperosok secara tiba-tiba ke lubang jalan yang tertutup air.
Reang (Saya) sering pesimis duluan saat berencana melaporkan kerusakan jalan yang mengganggunya ke “dinas terkait” sebab orang-orang itu terlanjur punya cap sebagai makhluk
yang suka memberi jawaban: bukan wewenang kami, coba hubungi tikro-tikro (bla...bla..bala...).
Reang (Saya) juga meratapi dirinya sendiri karena tidak punya cukup pengetahuan tentang bangunan jalan. Reang (Saya) juga menyesali masa-masa sekolah karena saat itu hanya disuruh menghafal rambu lalu lintas tanpa dikasih tahu bangunan jalan itu siapa yang bikin, siapa yang merawat,
dan kepada siapa Reang (saya) perlu mengadu saat jalan itu menyebalkan. Padahal, rentangan jalan
itu dibangun dengan uangnya juga yang berasal dari beragam pajak yang diwajibkan padanya.
Jalan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan perekonomian disuatu Daerah.
Jika kondisinya seperti kubangan kerbau, mustahil bisa mendongkrat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Contohnya jalan di Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,
hampir semua ruas jalan di Desa ini rusak parah.Berdasarkan pengalaman pribadi tidak sedikit pengendara roda dua yang jatuh saat melintas dijalan tersebut.
“Kalau pengendara sepeda motor gak hati – hati lewat jalan ini, pasti jatuh.
masalahnya, selain licin jalan ini berlobang,” ujar masyarakat yang selalu
setiap hari melintas jalan tersebut.
Reang (Saya) heran kenapa Pemda Indramayu dan Pemprov Jabar atau intansi terkait serta Bapak Presiden tidak mau memperbaikinya, malah sebaliknya seolah – olah menutup mata bahkan sama sekali tidak peduli akan kondisi jalan tersebut.
Sering kali Reang (Saya) bingung harus mengadu sama siapa setelah melewati bangunan jalan yang membikin hatinya memaki-maki karena roda kendaraan yang dipakainya terperosok secara tiba-tiba ke lubang jalan yang tertutup air.
Reang (Saya) sering pesimis duluan saat berencana melaporkan kerusakan jalan yang mengganggunya ke “dinas terkait” sebab orang-orang itu terlanjur punya cap sebagai makhluk
yang suka memberi jawaban: bukan wewenang kami, coba hubungi tikro-tikro (bla...bla..bala...).
Reang (Saya) juga meratapi dirinya sendiri karena tidak punya cukup pengetahuan tentang bangunan jalan. Reang (Saya) juga menyesali masa-masa sekolah karena saat itu hanya disuruh menghafal rambu lalu lintas tanpa dikasih tahu bangunan jalan itu siapa yang bikin, siapa yang merawat,
dan kepada siapa Reang (saya) perlu mengadu saat jalan itu menyebalkan. Padahal, rentangan jalan
itu dibangun dengan uangnya juga yang berasal dari beragam pajak yang diwajibkan padanya.
Jalan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan perekonomian disuatu Daerah.
Jika kondisinya seperti kubangan kerbau, mustahil bisa mendongkrat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Contohnya jalan di Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,
hampir semua ruas jalan di Desa ini rusak parah.Berdasarkan pengalaman pribadi tidak sedikit pengendara roda dua yang jatuh saat melintas dijalan tersebut.
“Kalau pengendara sepeda motor gak hati – hati lewat jalan ini, pasti jatuh.
masalahnya, selain licin jalan ini berlobang,” ujar masyarakat yang selalu
setiap hari melintas jalan tersebut.
Reang (Saya) heran kenapa Pemda Indramayu dan Pemprov Jabar atau intansi terkait serta Bapak Presiden tidak mau memperbaikinya, malah sebaliknya seolah – olah menutup mata bahkan sama sekali tidak peduli akan kondisi jalan tersebut.
=== Tarwin, S.Kom. (Cuma Guru Honorer SMK) ===
No comments:
Post a Comment