SUNDA MINORITAS di INDRAMAYU
Berikut ini saya menuliskan ”Fenomena Baasa Sunda di Indramayu”. Mudah-mudahan bisa berkenan.
mynangazuz.blogspot.co.id : Ada nuansa yang terasa asing pada penggunaan bahasa Sunda seperti di atas. Bahasa yang digunakan mayoritas penduduk di Jawa Barat itu, di Indramayu seperti terjadi distorsi dan akulturasi dengan bahasa daerah lainnya (Cirebon/Indramayu dan Melayu-Betawi.
Bahasa Sunda yang khas itu sudah berabad-abad digunakan, yakni di Desa Parean Girang, Bulak, dan Ilir Kecamatan Kandanghaur, serta Desa Lelea dan pemekarannya, Tamansari Kecamatan Lelea. Masyarakat mengenalnya sebagai bahasa Sunda-Parean dan Sunda-Lea.
Selain empat desa di Kecamatan Kandangaur dan dua desa di Kecamatan Lelea, bahasa Sunda di Indramayu juga dijumpai di beberapa desa dan kecamatan lainnya. Meski demikian, hampir tak ada perbedaan kosakata dengan bahasa Sunda di Pasundan, selain dialek.
Hal itu karena secara kultural penggunanya adalah masyarakat Sunda yang ada di perbatasan Kabupaten Indramayu dengan Subang maupun Sumedang.
Penggunanya antara lain di Desa Cikawung Kecamatan Terisi, serta beberapa desa di Kecamatan Gantar dan Kecamatan Hauegeulis.Sedangkan di Blok Karangjaya Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan, asal-usulnya adalah keluarga dari Bandung pada awal abad ke-20.
Pengguna bahasa Sunda di Indramayu boleh dikatakan minoritas di antara 301 desa dan 31 kecamatan. Menjadi Sunda-minoritas di Jawa Barat, memang agak aneh kedengarannya.
Ibaratnya Jawa Barat identik dengan Sunda, dan Sunda identik dengan Jawa Barat. Namun demikianlah kenyataannya bagi masyarakat Sunda yang berdiam di Kabupaten Indramayu.
Mereka adalah minoritas – dengan segala kekhasannya– di tengah-tengah masyarakat Indramayu yang Jawa.
Menjadi minoritas ataupun mayoritas, tentu saja, bukan sesuatu yang salah. Tak ada sudut pandang untuk menjadi merasa kecil ataupun besar.
Keunikan pada bahasa Sunda-Parean dan Sunda-Lea dalam kacamata bahasa Sunda, bisa jadi sesuatu yang tidak berbeda jauh ketika bahasa Cirebon-Indramayu dilihat dari kacamata bahasa Jawa yang ada di Solo atau Yogyakarta. Bahasa Jawa yang terasa asing, sekaligus unik.***
***)dikutip dari berbagai sumber.
No comments:
Post a Comment